Tiga Jenis Jasa


「舍利弗。不可以少善根福德因緣得生彼國。」
“Śāriputra, tidaklah mungkin dengan dikondisikan akar kebaikan dan jasa yang sedikit dapat terlahir di negeri itu (na avaramātrakeṇa, śāriputra, kuśalamūlenāmitāyuṣas tathāgatasya buddhakṣetre sattvā upapadyante).”

—— Amitābha Sūtra 《佛說阿彌陀經》
(T. vol. 12, № 366 hlm. 347b)


Sebagaimana semua Buddha senantiasa melepas jasa-jasa kebaikan yang mereka perbuat dan melakukan penyaluran (pariṇamanā), Amitābha pun mendedikasikan segala jasa dari aktivitas Kebuddhaan-Nya kepada semua makhluk, khususnya untuk kelahiran di negeri-Nya. Walaupun jasa terbesar, yang mengkondisikan seseorang terlahir di Sukhāvatī, bersumber dari kelimpahan jasa Amitābha sendiri, ajaran Sekolah Tanah Suci tidak menafikan juga jasa-jasa pribadi. Amitāyurdhyāna Sūtra 《觀無量壽佛經》 (T. vol. 12, № 365 hlm. 341c) menyatakan:

欲生彼國,當修三福:
Barangsiapa yang ingin lahir di negeri itu hendaklah mengembangkan tiga jenis jasa:

一者、孝養父母,奉事師長,慈心不殺,修十善業。
Pertama, berbakti merawat ayah dan ibu, taat melayani guru dan senior, bercinta-kasih dan pantang membunuh, mengembangkan sepuluh perbuatan baik (daśa kuśala karma).

二者、受持三歸,具足眾戒,不犯威儀。
Kedua, menerima dan memegang Tiga Perlindungan, menyempurnakan segala Śīla, tidak melanggar tatakrama (ācāra).

三者、發菩提心,深信因果,讀誦大乘,勸進行者。
Ketiga, membangkitkan bodhicitta, secara mendalam meyakini sebab-akibat, membaca dan melafalkan [sūtra-sūtra] Mahāyāna, menganjurkan agar bersemangat dalam berpraktik.





Dalam komentar Patriark Shan-tao atas Amitāyurdhyāna Sūtra 《觀無量壽佛經疏》(T. vol. 37, № 1753 hlm. 270b) ketiga jenis jasa ini masing-masing disebut:
  1. Jasa duniawi 世福,
  2. Jasa disipliner 戒福,
  3. Jasa praktis 行福.
Jenis jasa yang pertama bersifat umum, dapat dihasilkan oleh siapa saja, Buddhis dan non-Buddhis. Jasa yang kedua berlaku bagi pengikut Ketiga Kendaraan, yang sudah berlindung kepada Triratna dan mengambil berbagai disiplin (saṃvara) — baik disiplin umat awam maupun disiplin monastik. Jenis yang ketiga maksudnya jasa yang dihasilkan dari praktik-praktik yang khas Mahāyāna. Di sini dapat kita lihat: jasa yang dihasilkan dengan mengembangkan sepuluh kebaikan tidaklah lebih tinggi, bahkan, dari jasa yang dihasilkan oleh Lima Śīla (disiplin umat awam) sebab sepuluh kebaikan hanyalah kebaikan duniawi dan bukan disiplin yang ditetapkan Buddha sebagai pengarah Pembebasan.

Berbeda dengan terjemahan Kumārajīva, teks Sanskerta dari Amitābha Sūtra yang dikutip di atas memang hanya menyebutkan ‘dengan akar kebaikan’ (kuśalamūlena) dan tidak memuat ‘dan jasa’. Akar kebaikan yang dimiliki seseoranglah yang menyebabkannya mampu berjumpa dengan ajaran Tanah Suci dan timbul keyakinan. Ia yakin akan aktivitas Kebuddhaan Amitābha yang tanpa batas dan siap menerima kelimpahan jasa-jasa-Nya. Di sisi lain ia mendedikasikan jasa-jasa pribadinya — sesedikit apa pun — demi terlahir di Sukhāvatī.

Ada tidaknya akar kebaikan menentukan apakah seseorang dapat terlahir di Sukhāvatī; ada tidaknya jasa-jasa menentukan tingkat kelahiran yang akan dicapai. Semakin banyak jasa, semakin tinggi tingkat kelahirannya (digambarkan dengan sembilan jenjang teratai). Jadi, memegang Śīla, yang akan menghasilkan jasa-jasa besar, sangatlah penting dalam mempraktikkan ajaran Tanah Suci.

Komentar

Alangkah langkanya Sang Śākyamuni! Alangkah sukar yang dilakukan Sang Śākyādhirāja, yang mampu di Dunia Sahā dengan lima kekeruhannya ini merealisasi Anuttara Samyak-saṃbodhi dan, demi semua makhluk, membabarkan Dharma yang sukar dipercaya seisi dunia!