Nama-Nama Para Buddha di Enam Penjuru (6)
Sukhāvatīvyūha pendek dua kali diterjemahkan ke dalam bahasa Tionghoa: oleh Kumārajīva dengan judul Fo-shuo a-mi-t’o ching 《佛說阿彌陀經》 (T. № 366, lebih populer disebut Amitābha Sūtra) serta oleh Hsüan-tsang dengan judul Ch’êng-tsan ching-t’u fo-shê-shou ching 《稱讚淨土佛攝受經》 (T. № 367). Terdapat perbedaan di sana-sini antara versi yang diterjemahkan Hsüan-tsang dengan versi yang diterjemahkan Kumārajīva. Yang paling mencolok yaïtu pada bagian pujian dari para Buddha: Hsüan-tsang memerikan daftar Buddha sepuluh penjuru, sedangkan Kumārajīva cuma enam penjuru. Untuk penjuru yang sama, versi Hsüan-tsang bahkan memuat lebih banyak nama yang tidak terjumpaï pada versi Kumārajīva.
Teks Sanskerta Sukhāvatīvyūha pendek terlestarikan di Nepal. Teks ini lebih dekat isinya dengan Amitābha Sūtra Kumārajīva. Walau demikian, masih juga kita temukan variasi-variasi minor seperti: beberapa nama Buddha yang tidak ada pada Amitābha Sūtra (padahal keduanya sama-sama memerikan enam penjuru). Mengingat pada umumnya teks-teks Sanskerta Nepal yang masih lestari merupakan salinan-salinan dengan umur yang relatif muda — manuskrip tertua yang tertemukan di Nepal hanya berasal dari awal milenium kedua Masehi — maka Amitābha Sūtra-lah yang dapat kita katakan mewakili versi paling primitif Sukhāvatīvyūha.
Terjemahan lain daftar Buddha enam penjuru ini, yang dikerjakan secara indépénden, juga bisa dilihat pada teks Tun-huang Hsien-tsai shih-fang ch’ien-wu-pai fo-ming ping tsa-fo t’ung-hao 《現在十方千五百佛名並雜佛同號》 (T. № 2905), yang merupakan koleksi nama-nama Buddha untuk dipergunakan dalam ritus pertobatan.
Teks Sanskerta Sukhāvatīvyūha pendek terlestarikan di Nepal. Teks ini lebih dekat isinya dengan Amitābha Sūtra Kumārajīva. Walau demikian, masih juga kita temukan variasi-variasi minor seperti: beberapa nama Buddha yang tidak ada pada Amitābha Sūtra (padahal keduanya sama-sama memerikan enam penjuru). Mengingat pada umumnya teks-teks Sanskerta Nepal yang masih lestari merupakan salinan-salinan dengan umur yang relatif muda — manuskrip tertua yang tertemukan di Nepal hanya berasal dari awal milenium kedua Masehi — maka Amitābha Sūtra-lah yang dapat kita katakan mewakili versi paling primitif Sukhāvatīvyūha.
Terjemahan lain daftar Buddha enam penjuru ini, yang dikerjakan secara indépénden, juga bisa dilihat pada teks Tun-huang Hsien-tsai shih-fang ch’ien-wu-pai fo-ming ping tsa-fo t’ung-hao 《現在十方千五百佛名並雜佛同號》 (T. № 2905), yang merupakan koleksi nama-nama Buddha untuk dipergunakan dalam ritus pertobatan.
梵音佛 BRAHMAGHOṢA |
宿王佛 NAKṢATRARĀJA |
香上佛 GANDHOTTAMA Urutan pada T. № 2905 terbalik, berturut-turut: 最香如來 dan 星王如來. Teks Nepal menyisipkan nama Indraketudhvajarāja di antara Nakṣatrarāja dan Gandhottama (tiada berpadanan dengan versi Tionghoa mana pun). |
香光佛 GANDHAPRABHĀSA |
大焰肩佛 MAHĀRCISKANDHA |
雜色寶華嚴身佛 RATNAKUSUMASAṂPUṢPITAGĀTRA |
娑羅樹王佛 SĀLENDRARĀJA Pada versi Hsüan-tsang Sālendrarāja justru menjadi salah satu Buddha di penjuru utara. |
寶華德佛 RATNOTPALAŚRĪ Bacaan T. № 2905: 寶蓮華如來 (kurang -śrī). |
見一切義佛 SARVĀRTHADARŚIN Manuskrip Sanskerta tertentu: Sarvārthadarśa. |
如須彌山佛 SUMERUKALPA |
Komentar
Posting Komentar